
Keterangan foto : (Ist) Bupati Kutim Ardiansyah puji pertambangan topang perekonomian daerah
Detakborneopost.com, Kutai Timur – Kabupaten Kutai Timur tak lepas menjadi penyumbang utama terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kutai Timur. Saat ini, sebanyak 72 persen dari PDRB tersebut berasal dari sektor tersebut, menyumbang sekitar Rp 250 miliar sebagai pendapatan asli daerah. Khususnya dari hasil Sektor pertambangan, produk mineral dan batu bara.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menyambut baik kontribusi signifikan dari sektor pertambangan dalam mendukung ekonomi daerah. Meskipun demikian, ia mengungkapkan kekhawatirannya terkait dominasi PDRB oleh batu bara.
Mengingat kebijakan pemerintah yang menjadwalkan eliminasi batu bara pada tahun 2050. Ia mencatat bahwa perpanjangan kontrak KPC (Kaltim Prima Coal) baru-baru ini, yang sekarang diperpanjang hingga dua kali 10 tahun, memberikan stabilitas sementara.
“Saya agak khawatir karena dominasi PDRB saat ini berpusat pada batu bara, sementara kebijakan pemerintah jangka panjang mencakup eliminasi batu bara pada tahun 2050. KPC saja baru-baru ini diperpanjang dua kali selama 10 tahun masing-masing,” terang Bupati Ardiansyah saat mengkonfirmasi media.
“Jika perpanjangan tidak dilakukan pada 10 tahun kedua, maka KPC akan berhenti beroperasi dan menyebabkan banyak pengangguran,” tambahnya lagi.
Ardiansyah berharap masyarakat dapat mengoptimalkan sumber daya alam lainnya yang dimiliki oleh Kutai Timur, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, kelautan, kehutanan, dan pariwisata. Ia menekankan potensi pertambangan yang terbatas dan menggarisbawahi upaya untuk diversifikasi ekonomi melalui sektor-sektor tersebut.
Selanjutnya, Bupati juga menginformasikan kemajuan dalam industri kelapa sawit di Kutai Timur, yang diharapkan dapat menjadi alternatif untuk menyerap tenaga kerja dan menggantikan posisi pekerja pertambangan yang mungkin terdampak.
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kutai Timur, Darsafani, mengungkapkan upaya pihaknya untuk memahami sejauh mana keberhasilan dan kesuksesan pemasaran produk unggulan Kutai Timur, terutama dalam konteks ekspor.
Ia menekankan perlunya diskusi lebih lanjut untuk mempertajam strategi dan langkah yang perlu diambil guna memperkuat posisi ekonomi daerah.(adv/diskominfo staper kutim)