Sekretaris Disdikbud Kutim Irma KRSG Pengembangan Berbasis Digital

oleh -162 Dilihat
oleh

Keterangan foto : Terobosan Disdikbud konsep aplikasi program rujukan sekolah melalui search google

Detakborneopost.com, Kutai Timur – Sebanyak 35 sekolah, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur (Kutim) telah ditetapkan resmi sebagai Sekolah Rujukan Google (KSRG).

Sekolah Rujukan Google (KSRG) merupakan Program  pengembangan pembelajaran berbasis teknologi serta peningkatan kompetensi digital tenaga pendidik.

Hal ini disampaikan, Sekretaris Disdikbud Kutim, Irma Yuwinda, saat dihubungi, Minggu (16/11) 2025

Sekretaris Disdikbud Kutim, menyebutkan peningkatan kemampuan guru dalam bidang digital menjadi fokus utamanya

“Dengan adanya kandidat sekolah rujukan google, itu akan menaikkan kapasitas tenaga pendidik. Utamanya agar melek digital dan pemanfaatannya menjadi pembelajaran inovatif dan interaktif,” terang Irma.

Irma mengungkapkan sekolah yang masuk dalam kandidat akan mendapatkan pendampingan intensif terkait pemanfaatan teknologi pembelajaran.

Ia mengatakan bahwa seluruh 35 sekolah kandidat tersebut dipersiapkan untuk menjadi Sekolah Rujukan Google pada 2026.

Dirincikan Kutim saat ini memiliki 54 fasilitator Google for Education yang mendampingi proses peningkatan kapasitas guru.

Jumlah tersebut dinilai cukup besar dan menjadi salah satu yang terbanyak di tingkat nasional.

“Terbanyak di Indonesia dan bahkan mungkin di Asia Pasifik,” ujar  Irma.

Dirinya mengungkapkan selain peningkatan kompetensi, Disdikbud juga memperhatikan kesiapan infrastruktur pendukung.

Dirinya menambahkan pembelajaran digital sangat bergantung pada ketersediaan jaringan internet dan pasokan listrik yang stabil di satuan pendidikan yang tersebar di 18 kecamatan.

Disebutkannya  layanan internet di sekolah khususnya SMP sudah berjalan dan terus diperluas. Untuk mendukung penggunaan perangkat digital seperti panel interaktif, sejumlah sekolah menerapkan sumber energi alternatif berupa solar panel berkapasitas 10.000 watt.

Penggunaan energi surya kata Irma membantu memastikan perangkat digital dapat beroperasi secara konsisten, terutama di wilayah yang belum memiliki pasokan listrik optimal.

“Jadi kita mengutamakan solar panel yang kapasitasnya 10.000 watt sehingga peralatan digital bisa digunakan. Saat ini sudah berjalan,” tandas Irma (adv/Diskominfo Staper Kutim)