Kurikulum Merdeka Bagi Guru Agama Berpengaruh Terhadap Kemajuan Pendidikan

oleh -313 Dilihat
oleh

Keterangan foto : (ist) Bupati Kabupaten Kutim H Ardiansyah Sulaiman semangati melalui pencerahan pada workshop merdeka belajar dikalangan guru agama

Detakborneopost.com, Kutai Timur –  Senantiasa membekali anak didik (murid) melalui pembelajaran agama disetiap sekolahan yang ada di seputaran Sangatta Kabupaten Kutai Timur (Kutim)

Terlebih kepala daerah Kabupaten Kutim drs H Ardiansyah Sulaiman M.Si perjalanan kariernya pernah menjadi guru dan berlatarbelakang tokoh agama atau di katakan ustadz sangat menanamkan nilai – nilai pengetahuan bersifat religius

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Kutim, Mulyono saat diwawancarai media Detakborneopost.com, Selasa (18/11) 2025 mengatakan sebelumnya telah melakukan beberapa audiensi terhadap kalangan para guru agama

Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim, bersama Disdikbud Kutim bekerjasama dengan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kutim dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kutim baru -baru ini juga menyelenggarakan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat SD dan SMP se-kabupaten Kutim

Kegiatan ini diikuti sebanyak 108 peserta yang terdiri dari guru agama se-Kabupaten Kutim dan dibuka secara oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman disaksikan oleh Kepala Disdikbud Kutim Mulyono, Perwakilan Kantor Kemenag Kutim Nanang Gazali dan Ketua AGPAII Kutim Rusini.

“Tentunya dengan program tersebut Alhamdulillah saya turut memberikan apresiasi sekaligus berterima kasih berkat pengabdian mereka turut mendukung kemajuan pendidikan di daerah ini,” terang Kadisdikbud Kutim.

Sebagai bentuk komitmen Disdik Kutim, pihaknya akan selalu memberikan dukungan terbaik untuk sektor pendidikan termasuk pembinaan agama.
“Inshaallah, saya juga berencana kedepannya sekaligus menyukseskan visi misi Bupati melalui 50 program, akan merancang 6 sekolah setelah berdiskusi melibatkan korwil dan pengawas untuk menambahkan 2 jam pelajaran sebagai bentuk ekstrakulikuler.
“2 jam ini dipergunakan untuk membaca Al-Qur’an bagi yang muslim dengan melibatkan UMMI Foundation serta memberdayakan guru-guru TPA,” tandas Mulyono. (adv/Diskominfo Staper Kutim)