DPRD Kutim Uci Imbau Orang Tua Awasi Penggunaan Gadget

oleh -433 Dilihat
oleh

keterangan foto : DPRD Kutim, Uci imbau bijak menggunakan gadget

Detakborneopost.com, Kutai Timur – Kian marak penggunaan gadget di kalangan, anak-anak, generasi penerus bangsa menjadi perhatian serius anggota Komisi D DPRD Kutai Timur, Uci. Menurutnya, meskipun teknologi digital sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, orang tua tetap perlu mengawasi dan membatasi penggunaan gadget pada anak-anak agar tidak mengganggu perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.

Uci menjelaskan bahwa selama pandemi COVID-19, gadget sangat membantu proses pembelajaran daring yang dilakukan oleh siswa dari rumah. Namun, dengan berakhirnya masa pandemi dan kembalinya pembelajaran tatap muka, penggunaan gadget harus dikendalikan dengan lebih ketat. Anak-anak yang sebelumnya terbiasa belajar melalui layar sekarang perlu beradaptasi kembali dengan interaksi sosial langsung di sekolah.

“Gadget memang memberikan dampak besar pada tumbuh kembang anak. Saat pandemi, gadget diperlukan untuk belajar daring, namun setelah pandemi ini, penggunaannya perlu dibatasi. Saya sangat berharap agar orang tua memberikan perhatian khusus dan mendampingi anak-anak agar tidak berlebihan dalam menggunakan gadget,” ujar Uci dalam pernyataan yang disampaikannya di Ruang Kerjanya, Jumat (29/11/2024)

Dampak Gadget terhadap Perkembangan Anak

Uci menyoroti bahwa penggunaan gadget tanpa pengawasan dapat berdampak negatif pada berbagai aspek perkembangan anak, terutama perkembangan kognitif dan sosial. Menurutnya, anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gadget cenderung kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitar, yang pada akhirnya dapat menghambat kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi mereka.

“Kalau sejak dini anak-anak terlalu sering menggunakan gadget, mereka bisa menjadi kurang aktif dalam bersosialisasi. Anak-anak jadi lebih nyaman di rumah dengan gadgetnya daripada bermain atau berbicara dengan teman sebaya atau keluarga. Hal ini tentu akan berpengaruh pada perkembangan kognitif dan sosial mereka,” tambah Uci.

Uci menjelaskan bahwa interaksi langsung dengan orang-orang di sekitar adalah bagian penting dari pembelajaran sosial anak-anak. Saat bermain bersama, mereka belajar berbagi, menyelesaikan konflik, dan memahami emosi orang lain. Sementara itu, anak-anak yang banyak menghabiskan waktu di depan layar cenderung terisolasi dari interaksi langsung ini, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain.

Pengaruh Gadget pada Kesehatan Fisik

Selain dampak sosial dan kognitif, penggunaan gadget yang berlebihan juga memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik anak-anak. Uci menyebutkan bahwa penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan tidur, gangguan penglihatan, dan bahkan menurunkan tingkat aktivitas fisik anak-anak. Terlalu sering duduk di depan layar juga bisa membuat anak-anak kurang bergerak, yang pada akhirnya dapat berisiko menimbulkan obesitas dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

“Penggunaan gadget yang tidak terkontrol bisa berdampak pada kesehatan fisik mereka, seperti gangguan mata atau kurangnya aktivitas fisik. Jadi, penting sekali bagi orang tua untuk mengatur waktu penggunaan gadget pada anak-anak agar mereka tetap sehat secara fisik,” jelas Uci.

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pengawasan Penggunaan Gadget

Dalam mengatasi persoalan ini, Uci menegaskan bahwa peran orang tua sangat krusial. Di sekolah, guru memiliki keterbatasan waktu dan kapasitas untuk mengawasi penggunaan gadget pada anak-anak. Namun, di rumah, orang tua memiliki kendali yang lebih besar dalam mengatur dan mengawasi aktivitas anak-anak dengan gadget.

Uci menyarankan agar orang tua membuat batasan waktu yang jelas untuk penggunaan gadget dan mengajak anak-anak untuk melakukan aktivitas lain yang melibatkan interaksi sosial, seperti bermain di luar atau berpartisipasi dalam kegiatan keluarga. Ia juga mengimbau orang tua untuk mendampingi anak-anak saat menggunakan gadget, agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih bijak.

“Orang tua harus lebih aktif mengawasi dan membimbing anak-anak dalam menggunakan gadget. Batasan waktu yang jelas perlu diterapkan, dan sesekali orang tua juga bisa menemani anak-anak saat menggunakan gadget, sehingga mereka tetap merasa diawasi dan diarahkan,” tambah Uci.

Menurutnya, anak-anak perlu diajak untuk memiliki jadwal yang seimbang antara penggunaan teknologi dan aktivitas fisik atau sosial. Misalnya, setelah menggunakan gadget selama satu jam, anak-anak dapat diajak bermain di luar atau membaca buku bersama, sehingga mereka tetap mendapatkan keseimbangan antara teknologi dan interaksi langsung dengan lingkungan.

Mengarahkan Anak pada Penggunaan Gadget yang Produktif

Uci juga mengungkapkan bahwa di era digital ini, melarang anak-anak sepenuhnya dari penggunaan gadget bukanlah solusi yang tepat. Ia menyarankan agar orang tua mengarahkan anak-anak pada penggunaan gadget yang bersifat edukatif dan produktif, seperti aplikasi pembelajaran, permainan edukatif, atau video yang dapat meningkatkan kreativitas dan wawasan anak.

“Gadget sebenarnya bisa memberikan manfaat bagi anak-anak jika digunakan dengan tepat. Ada banyak aplikasi pembelajaran atau permainan edukatif yang bisa mendukung perkembangan anak. Jadi, daripada melarang sepenuhnya, lebih baik orang tua mengarahkan anak-anak pada konten yang bermanfaat,” jelas Uci.

Uci berharap orang tua dapat memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang pentingnya penggunaan gadget yang bijak, serta dampak positif dan negatif dari teknologi. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh sebagai generasi yang memahami teknologi namun tetap memiliki keterampilan sosial yang baik.

Harapan untuk Masa Depan Anak-Anak di Kutai Timur

Sebagai anggota Komisi D yang membawahi bidang kesejahteraan rakyat, Uci berharap agar orang tua di Kutai Timur bisa mengambil peran aktif dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak-anak. Menurutnya, langkah ini penting untuk membangun generasi muda yang sehat, berdaya saing, dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik.

“Saya berharap agar orang tua di Kutai Timur dapat bijak dalam membatasi penggunaan gadget pada anak-anak. Ini semua demi masa depan mereka yang lebih baik. Generasi muda yang tumbuh dengan keterampilan sosial dan wawasan yang seimbang antara teknologi dan kehidupan nyata akan menjadi aset penting bagi pembangunan daerah,” jelas Uci penuh harap.

Dengan adanya kepedulian dan pengawasan yang tepat dari orang tua, anak-anak diharapkan dapat memanfaatkan teknologi secara bijaksana tanpa mengorbankan perkembangan kognitif, sosial, dan kesehatan mereka.(tim/adv/dprdkutim)

Tinggalkan Balasan