Meski Belajar Daring, Sekolah Diminta Jaga Aset Di Masa Pandemi Covid 19

oleh -215 Dilihat
oleh
Salah Satu Ruang sekolah SD di Sangatta Utara. DETAK BORNEO POST. Photo IVN

SANGATTA, DETAK BORNEO POSTMeski Belajar Daring, Sekolah Diminta Jaga Aset Di Masa Pandemi Covid 19. Semasa Pandemi Covid – 19 sampai sekarang ini, Sarana dan prasarana sekolah tentu tidak terpakai. Termasuk pula di Kutai Timur (Kutim), hal ini dikarenakan hampir semua sekolah menggelar belajar mengajar secara daring.

Dalam hal ini  Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kutai Timur meminta agar pihak sekolah tetap memperhatikan aset yang mereka miliki.

Kepala Disdik Kutim, Dr. Syahrir, S.Pd, MAP., mengatakan, jangan sampai karena fokus belajar daring justru aset yang dimiliki setiap sekolah yang ada di Kutai Timur tidak diperhatikan.

Sehingga ketika belajar tatap muka diterapkan nantinya justru terkendala sarana dan prasarana yang rusak atau hilang. “Hal itu yang kami jaga. Kami ingin agar tiap sekolah bisa memantau dan mendata ulang aset mereka. Khususnya terkait sarana dan prasarana belajar,” ucap Syahrir kepada Awak Media Pada Selasa (31/08/2021) Usai Rapat Evaluasi Di BPBD Kutim.

Maka bagi sarana penunjang belajar di semua sekolah’ seperti meja, kursi, papan tulis dan kebutuhan lainnya harus dijaga. Begitu pula dengan kondisi sekolah secara utuh harus diperhatikan.

Syahril meminta untuk hal tersebut jangan sampai luput diperhatikan oleh pihak sekolah di kutim.

“Karena kita cukup lama tidak memakai sekolah. Bisa saja ada kerusakan atau bahkan ada barang yang hilang,” terangnya.

Untuk itu, Dirinya juga sudah menginstruksikan kepada seluruh sekolah di Kutim, Termasuk kepada sekolah yang ada di pelosok kecamatan, Jangan karena tidak ada pembelajaran tatap muka, sarana-sarana pembelajaran tersebut justru diabaikan.

“Kami minta hal ini perlu diperhatikan. Agar saat belajar tatap muka dimulai bisa berjalan lancar,” ungkapnya.

Karena di beberapa daerah banyak terjadi kerusakan sarana dan prasarana sekolah, Sehingga saat proses belajar tatap muka berjalan justru terganggu. Terutama untuk di wilayah pulau Jawa yang sudah menerapkan belajar tatap muka, terangnya. (ADV).

Tinggalkan Balasan