Pemkab Kutim Dukung Olahan Kerajinan Kuliner Camilan Khas Kutim

oleh -391 Dilihat
oleh

Detakborneopost.com, KUTAI TIMUR-Beragam produk kuliner khas daerah Kutai Timur kian diperkenalkan dan didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Seperti halnya hasil kerajinan kuliner “camilan” (makanan ringan) yang berasal dari Kecamatan Bengalon melalui amplangnya, Kaliorang melalui keripik pisang dan Sangkulirang melalui gula gait yang mana pada promosi dan pemasarannya mendapatkan suprot dari Bupati Kutai Timur (Kutim), Drs H Ardiansyah Sulaiman M.Si.

Adanya dorongan dari pemerintah daerah, serta melihat potensi yang dimiliki oleh desa. Maka Pemerintah Desa Saka, Kecamatan Sangkulirang menggandeng pelaku UMKM hingga Karang Taruna, menetapkan hasil olahan ikan lele menjadi abon sebagai produk unggulan mereka.

Bahkan, Bupati Kabupaten Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman pun telah mencicipi produk yang diolah tanpa bahan pengawet tersebut.

“Ditangan saya ada abon ikan lele produksi dari UMKM Desa Saka Kecamatan Sangkulirang, 100 persen bahan alami tanpa pengawet. Silahkan bapak ibu sekalian yang berminat untuk mencari langsung,” sebut Bupati didampingi Ketua Karang Taruna.

Ditemui ditempat terpisah, Ketua Karang Taruna Desa Saka Nuzul Azmi Hadi, Senin (17/7/2023) menuturkan, meski tanpa bahan pengawet namun dengan kemasan sedemikian rupa, abon ikan lele mampu bertahan hingga tiga bulan.

Untuk produksi saat ini para pelaku UMKM masih sebatas menunggu pesanan. Namun kedepannya dengan adanya koordinasi dengan pelaku UMKM yang lain, maka ditargetkan abon ikan lele akan ada disetiap kecamatan.

“Karang Taruna itu ada Sub Kewirausahaan, selaku ketua saya melakukan pendekatan kepada pihak terkait, supaya UMKM lokal ini bisa dikenal baik di Kutim maupun luar. Salah satunya berkoordinasi dengan beberapa minimarket dan pelaku UMKM yang lain,” terang Nuzul.

Sebagai produk UMKM asli dari Desa Saka, masyarakat pun turut membantu promosi dari mulut ke mulut, hingga memberlakukan penjualan secara online.

Terkait bahan baku abon, Nuzul menyebut untuk saat ini ikan lele masih hasil tangkapan dari alam yang dilakukan oleh warga.

“Jika nanti permintaan abon ikan lele meningkat, maka dari Karang Taruna akan melakukan pendampingan budidaya ikan lele, baik menggunakan terpal maupun non terpal,” imbuhnya.

Jika masyarakat ingin menjadikan abon ikan lele sebagai hidangan tambahan di rumah, namun tidak mau langsung ke Desa Saka. Dapat menghubungi Karang Taruna (adv/Diskominfo Staper Kutim)

Tinggalkan Balasan