Disperindag Kutim Utus Tim Sidak Harga Dan Stok Gas Elpiji 3 Kg

oleh -557 Dilihat
oleh

Detakborneopost.com, KUTIM – Keluhan masyarakat akan kelangkaan gas elpiji  3 Kilogram (Kg) mengundang perhatian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim untuk segera melakukan pengawasan “kontrol” serta mengawasi harga gas elpiji dipasaran.

Saat dikonfirmasi, Kamis (277/2023), Pejabat Fungsional Perdagangan Dalam Negeri pada Disperindag Kutim, Achmad Dony Erviady, mengungkapkan rasa keprihatinan yang dialami masyarakat.

“Apalagi gas elpiji merupakan kebutuhan mendasar sehari – hari disegenap rumah tangga masyarakat yang ada di Kutim,” jelas Dony (akrab disapa).

Dony menjelaskan, khususnya wilayah pelosok pesisir terbilang minim gas elpiji 3 Kg, karena langka.”Hal ini terjadi dikarenakan Karena faktor jarak tempuh dan biaya transportasi yang menjadi faktor harga membimbung tinggi, bahkan bisa dua kali lipatnya dari harga sebenarnya di pasaran,” bebernya.

Untuk ia menegaskan sejauh ini Disperindag Kutim telah membentuk tim monitoring. “Tugas dari tim tersebut untuk mengecek langsung kepastian ada tidaknya ketersediaan stok gas elpiji 3 Kg di pasarkan dan memberikan jaminan bahwasannya harga gas elpiji tetap aman,” ungkap Dony.

Walau Disperindag Kutim telah lebih dahulu mengusulkan penggunaan jaringan gas (Jargas) ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) untuk mengatasi mahalnya gas elpiji. “Akan tetapi usulan belum juga bak gayung bersambut direspon positif dikarenakan masih banyaknya pemukiman padat penduduk di Kutim yang belum tertata rapi,” terangnya.

Dia juga menyebut beberapa pertimbangan, kemungkinan usulan pemasangan jargas belum bisa ditindaklanjuti.  “Harus diantisipasi kalau terjadi kebocoran pipa gas nantinya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengaku telah mengintruksikan agar Disperindag melakukan pengecekan proses pendistribusian gas elpiji secara langsung di lapangan. Sebab bupati mensinyalir ada ulah oknum di lapangan yang mempermainkan harga gas elpiji sehingga bisa melambung tinggi. 

“Apalagi mereka bongkar biasanya pada saat malam hari. Jadi pangkalan mengambil ke agen itu juga harus sesuai kebutuhan pelanggan,” jelasnya.

Pihaknya juga mengkhawatirkan ada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menyalah gunakan pendistribusian gas elpiji subsidi tersebut. “Makanya minta petugas lapangan untuk mengontrol dan mengawasi (gas elpiji) jangan sampai penyaluran tidak tepat sasaran,” ulasnya. (adv/Diskominfo Staper Kutim)

Tinggalkan Balasan