
Detakborneopost.com, KUTIM – Belum lama ini digelar Diskusi Panel bertajuk “Membangun Sinergitas Hubungan Industrial yang Dimanis dan Berkeadilan” gelaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutim, yang berlangsung di ruang Meeting Room Hotel Royal Victoria yang dibuka secara langsung oleh Bupati Kutim, Drs H. Ardiansyah Sulaiman., M.Si
Adapun tujuan dari program tersebut
diharapkan mampu menyatukan seluruh pihak terutama dalam membangun sektor industri di Kutim.
Terkait agenda itu, media mengulas kembali seputar kegiatan dengan mewawancarai langsung Bupati Kutim, Ardiansyah secara terpisah yang langsung mengatakan memasuki usia Kabupaten Kutim yang ke – 23 tahun tentunya perkembangan industri pembangunannya dapat dikatakan cukup maju.“Kutim menempati urutan ke 4 atau 5 di tingkat Provinsi Kaltim. Bahkan dari sisi daya dukung APBD, Kutim berada di posisi 3 besar tingkat Kaltim,” terang orang nomor satunya di Kutim.
Ia mengungkapkan industri tambang merupakan salah satu sektor yang menjadi primadona di Kutim. “Maka jangan heran penyumbangan pendapatan daerah di Kaltim justru datangnya dari pertambangan,” beber Bupati Ardiansyah.
Lebih lanjut, menjelaskan bahwa pertambangan tidak selamanya ada. Menindaklanjuti akan hal itu, maka Pemkab Kutim akan terus berupaya untuk mendorong dan menjadikan kabupaten ini menjadi daerah agribisnis dan agroindustri, sesuai dengan rencana global desain dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kutim 2001-2025.
“Alhamdulillah saat ini tercatat sekitar 800 ribu hektare yang masuk dalam izin perkebunan di Kutim. Beroperasi sekitar 500 ribu sampai 600 ribu hektare dan 30 persennya merupakan milik masyarakat atau perkebunan mandiri,” terang Bupati Ardiansyah.
Bupati Ardiansyah menegaskan bahwa Pemkab Kutim akan terus membuka lapangan kerja minal 10.000 tenaga kerja per tahun. Untuk mendukung itu, Pemkab Kutim dan DPRD Kutim telah membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketenagakerjaan. Salah satu isinya adalah tenaga kerja lokal diberikan peluang lebih besar sekitar 70-80 persen. “Kita mengharapkan pasca
diskusi panel, semoga terbangun sinergitas antar semua pihak sehingga semua permasalahan yang ada bisa diselesaikan dengan baik,” tutupnya.(adv/Diskominfo Staper Kutim)