DETAK BORNEO POST.COM, SANGATTA – Pemkab Kutim Pastikan akan Cari Cara Tingkatkan PAD. Pada rapat paripurna ke 28 (DPRD) Kutai Timur dari Fraksi Fraksi dalam penyampaian pandangan umumnya ada yang menyoroti lemahnya sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kutim.
PAD menjadi sorotan utama dalam penyampaian tanggapan terhadap nota rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD 2022 Pemkab Kutim.
Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman menilai positif masukan yang diberikan oleh DPRD Kutim, “Tugas mereka melihat ini merupakan sesuatu yang sangat positif karena fraksi memberikan pandangan sebagai tugas mereka ya,” ujarnya pada awak media Usai Paripurna ke 28
Untuk itu, Ardiansyah Sulaiman memahami bahwa DPRD Kutim yang nantinya menjalankan proses legislasi terhadap APBD sehingga berbagai aspek yang menjadi sorotan utama merupakan kebutuhan masyarakat dan daerah.
Ia memaklumi bahwa sorotan DPRD Kutim yang berada di koridor sistem penganggaran seperti kebijakan umum dan proyeksi kepastian pendapatan daerah, “Nanti mereka yang akan melegislasi APBD kita, sehingga beberapa hal yang disampaikan masih dalam koridor sistem penganggaran seperti kebijakan umum kemudian proyeksi dengan kepastian pendapatan kita,” ucapnya.
Dalam Pandangan dari Masing – masing Fraksi, Poin penting yang hampir semua fraksi turut menyampaikan adalah sumber PAD yang masih lemah sehingga Pemkab Kutim perlu mencari peluang baru.
Dalam hal ini, Ardiansyah memastikan pihaknya akan berupaya membuka celah-celah baru sebagai sumber peningkatan PAD Kabupaten Kutai Timur ke depannya.
Pemkab Kutim Pastikan akan Cari Cara Tingkatkan PAD
Ia juga mengatakan bahwa ada dukungan yang kuat dari DPRD Kutim terhadap upaya pemulihan dari berbagai bidang terdampak Covid-19, “Semua fraksi sepakat untuk Pemda menyiapkan recovery setelah Covid-19. Terutama di bidang ekonomi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan yang pasti kesehatan,” tuturnya.
Kemudian ada beberapa catatan penting bagi Pemkab lainnya adalah kinerja pemerintah dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi penilaian dasar perkembangan daerah.
Ardiansyah juga memaparkan bahwa performa pembangunan memang merupakan salah satu daya saing untuk memberikan jaminan tentang pembangunan mengingat tema pembangunan di Kutim bersinggungan langsung dengan provinsi.
“Apalagi tema kita itu sudah bersinggungan langsung dengan provinsi dan juga bersinggungan langsung dengan RPJM nasional,” Ungkapnya. (ADV)
