
Detakborneopost.com, KUTIM – Memenuhi partisipasi pemilih pemula dalam menentukan hak pilihnya pada pesta demokrasi pemilihan umum 2024 mendatang,terutama pemilihan legislatif (pileg) yang telah dijadwalkan Februari tahun depan. Sehingga perlu memaksimalkan data pemilih tetap (DPT). Termasuk bagi pemilih pemula yang berada di sekolah-sekolah.
Dalam menindaklanjutinya, maka
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kutai Timur (Kutim), pun menggelar program Goes to School, dengan menyambangi sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di kabupaten ini. Di antaranya SMA, SMK dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
“Kami berupaya memenuhi target perekaman identitas pemilih pemula. Sehingga saat pelaksanaan pemilu, mereka tidak perlu lagi melakukan perekaman. Bahkan sudah bisa langsung memilih,” terang Kabid Pelayanan Pendaftaran Penduduk Disdukcapil Kutim, Muhammad Syarif, saat diwawancarai Senin (31/7/2023)
Sekarang para pelajar kelas tiga sudah ada yang berusia 17 tahun. Sedangkan sebagiannya masih 16 tahun. Meskipun usianya belum genap 17 tahun, perekaman tetap dilakukan. Sehingga ketika usianya genap 17 tahun baru KTP nya dicetakkan.
“Jadi mereka tidak perlu lagi rekaman. Hak memilih secara konstitusi telah terpenuhi. Karena untuk memilih saat pemilu syaratnya mutlak harus memiliki KTP. Meskipun sudah 17 tahun dan belum memiliki KTP, maka tidak bisa memilih,” jelasnya
Program tersebut juga digelar untuk memudahkan para pemilih pemula tersebut. Apalagi aktivitas belajar mengajar selalu berlangsung setiap hari. Apabila pihaknya tidak menyambangi sekolah-sekolah, maka para pemilih pemula yang harus minta izin untuk menyambangi kantor Disdukcapil. “Tentu akan merepotkan mereka. Kasian juga tertinggal jam pelajaran. Minimal upaya ini tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar mereka. Itu prinsipnya,” ucapnya.
Sejauh ini, sepanjang 2023 pihaknya sudah menyambangi seluruh sekolah yang ada di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Selanjutnya pihaknya akan menyambangi sekolah di kecamatan terdekat. Seperti Rantau Pulung, Bengalon dan Teluk Pandan. “Jika memungkinkan, maka kami akan mendatangi seluruh kecamatan,” paparnya.
Adapun data pemilih pemula, jumlah keseluruhan mencapai 5 ribuan. Sedangkan pada 2022, pihaknya sudah merekam hingga 2 ribuan. Sehingga tahun ini pihaknya optimis semuanya dapat terselesaikan September-Oktober mendatang. “Insya Allah seluruh kecamatan sudah didatangi,” katanya lagi.
Kendati demikian, dia tidak menampik masalah jaringan internet kerap menjadi kendala utama. Terutama bagi sekolah yang berada di kawasan pedalaman dan pesisir. Hal itu membuat penjadwalan dijadikan bersamaan dengan sekolah yang memiliki jaringan internet.
“Kendala paling dasar adalah jaringan internet. Perekaman wajib ada sinyal, kalau tidak maka tidak akan bisa. Termasuk akses jalan yang sulit ketika musim hujan. Itu juga kerap menjadi kendala,” ungkapnya.
Dia mencontohkan perekaman pemilih pemula yang digelar di SMAN 1 Long Mesangat. Sedangkan lokasi sekolah tersebut berada di kawasan blank spot. Sehingga perekamannya pun dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA).
“Jadi masyarakat dan pelajar datang ke sana untuk perekaman. Yang jelas, kami berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi hak konstitusi pemilih pemula,” sebutnya.
Disinggung terkait pelajar pindahan dan warga Kutim yang bersekolah di luar daerah. Dia memastikan, saat ini perekaman sudah skala nasional. Sehingga penduduk Kutim yang bersekolah di luar dan begitu pula sebaliknya, tepat bisa melakukan perekaman.
“Nanti datanya sesuai dengan daerah masing-masing,” tuturnya
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutim, Mulyono sangat mendukung langkah Disdukcapil yang melakukan layanan secara langsung ke sekolah terutama dalam kepengurusan adminitrasi kependudukan (adminduk).”Indetitas kartu tanda penduduk bagi kalangan pelajar yang memang telah berhak memilikinya sangat penting tidak hanya pada kepentingan pemilu saja akan tetapi sebagai keterangan identitas diri,” tutupnya.(adv/Diskominfo Staper Kutim)