
Detakborneopost.com, KUTIM – Belum adanya padepokan pencak silat langsung diungkapkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman. Untuk itu politisi dari Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDI – P) ini berharap adanya ketersediaan lahan untuk pembangunannya. Pencak silat, salah satu cabang olahraga dari Indonesia dan sudah ada di Kutai Timur, namun di Kutai Timur belum memiliki padepokan khusus pencak silat. Seperti di kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Timur misalny Kutai Kartanegara telah memiliki padepokan khusus pencak silat. Ia berharap, tahun ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur dapat menganggarkan terkait pengadaan lahan untuk pembangunan padepokan pencak silat. “Mudah-mudahan paling tidak sebelum ke yang lain-lainnya kita punya tanah dulu ya untuk dijadikan padepokan, lalu padepokan pencak silat itu untuk nanti proses sarpras perbaikan kualitas atlet kita,” terang Faizal Rachman Lebih lanjut, padepokan yang dimaksud, bisa digunakan untuk pembinaan para atlet pencak silat di Kutai Timur, dimana dari 15 perguruan yang tergabung dalam ikatan pencak silat indonesia (IPSI) Kutim bisa secara bergantian memakainya. Atau bisa juga padepokan tersebut nantinya digunakan untuk even pertandingan persahabatan antar perguruan dan bisa dilakukan secara periodik. Sebab, pembinaan atlet tidak hanya berupa teori saja, namun perlu dibiasakan mengikuti pertandingan di dalam arena. “Padepokan tadi bisa digunakan untuk sarana berlatih tanding, kalaupun tidak ada event, ya dibuat tanding persahabatan antar perguruan,” imbuhnya. Oleh sebab itu, ia berharap perencanaan pengadaan lahan dapat dilakukan di tahun 2023 ini dan di tahun 2024 nanti Kutai Timur bisa punya lahan untuk membangun padepokan pencak silat. Sementara itu dikonfirmasi secara terpisah, Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang menyambut baik usulan dari anggota DPRD Kutim tersebut. Sebab, orang nomor 2 di Kutim itu juga menilai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kutai Timur tahun ini cukup besar, sementara Rp 5,9 triliun. Dia beranggapan bahwa dengan adanya padepokan tersebut dapat mengalihkan kegiatan anak-anak Kutai Timur ke hal yang positif khususnya bidang olahraga. “Insyaallah, kita punya APBD yang besar, kenapa tidak? Selama untuk pembinaan sumber daya manusia kenapa tidak,” tutupnya.(adv/dprd/kutim)