
Kembali terpilih pileg (2024-2029) DPRD Kutim, Yusuf Silambi masuki priode ke tiganya, sempat di komisi c kini beralih ke komisi A tetap komitmen memonitor perkembangan progres pembangunan bandara udara
Detakborneopost.com, KUTAI TIMUR – Kabupaten Kutai Timur dapat dikatakan sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) yang berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Dalam mendukung Kabupaten Kutim masuk kategotri penyangga IKN, maka tentunya dapat didukung pembangunan infrastrukturnya seperti bandar udara komersil.
Diprediksi apabila IKN maksimal berjalan pemerintahan pusatnya di proyeksikan Kabupaten Kutim menjadi salah satu tempat yang akan padat pengunjung sekaligus arus lalu lintas orang-orang yang memiliki kepentingan di IKN
Oleh karenanya, bandara udara menjadi prasarana yang dapat memudahkan aktivitas masyarakat serta menunjang perekonomian serta pariwisata di Kutim.
Hal ini sekaligus menjadi perhatian anggota DPRD Kutim Yusuf Silambi.
“Saya juga sebelumnya telah
berkoordinasi dengan Anggota DPR-RI, Irwan Fecho saat masih menjabat di Komisi V DPR – RI,” terangnya.
Dirinya mengatakan Irwan Fecho telah berencana membangun bandara.
Yusuf T Silambi menambahkan, hal ini mendapat respon baik selagi saat itu masih di komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim. Bahkan ada rencana untuk menambah lintasan Bandara di Muara Wahau.
“Rencananya bandara di Wahau akan diperpanjang dan itu masuk dalam sinyal komisi C,” ungkap Yusuf kepada awak media, saat mengulas kembali kiprahnya Kamis (7/11) 2024.
Namun hal ini masih dalam proses pertimbangan yang serius, sebab lokasinya yang jauh dari ibu kota kabupaten, sedangkan merurut pengamatan Yusuf, mayoritas penumpang yang akan _take-off_ datang dari Sangatta.
“Hanya saja jarak yang masih jauh, karena jumlah penduduk yang akan naik pesawat itu, kebanyakan dari Sangatta,” kata Yusuf.
Menurut Yusuf, untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses daerah lain yang ada di Kutai Timur, bandara baiknya di bangun dekat dengan Sangatta Selatan sebagai Ibu Kota Kabupaten.
“Itu jadi kekurangannya, sehingga kemarin, bila itu masih disana, jaraknya hampir sama dengan Samarinda. Sehingga kami dari Komisi C masih berdebat. Idealnya, berada di sekitar Sangatta Selatan dan Bengalon,” tuturnya
Pembangunan bandara dapat memantik terbukanya lapangan pekerjaan yang lain sehingga dapat meningkatkan sektor perekonomian di Kutai Timur.
Walau kini Yusuf Silambi tak lagi berperan di komisi C beralih ke komisi A, ia akan terus memonitor perkembangan progres bandara tersebut.(adv/dprd Kutim/tim)